Selasa, 24 Januari 2012

Budidaya Tanaman Jambu Biji Mutiara


jambu biji mutiara
Kehadiran jambu biji mutiara asal Thailand yang baru dikembangkan pembudidayaannya sejak akhir 2009 lalu, rupanya diterima baik oleh masyarakat. Karena jambu biji yang berdaging putih ini memiliki rasa yang sangat manis, banyak air dan berbiji sedikit. Menurut pakar buah dan perkebunan meyakini, varietas jambu biji ini akan meroket dan menjadi primadona dalam beberapa tahun kedepan.Keunggulan yang dimiliki jambu asal Thailand ini adalah ukurannya yang lebih besar, memiliki 3-4 biji dalam daging buahnya yang berwarna putih dan rasanyapun lebih manis dari jenis jambu biji yang lain. Selain itu, jambu biji mutiara memiliki warna kulit yang hijau muda mengkilap karena mengandung lapisan lilin yang tidak disukai serangga. Bentuknya hampir sama seperti apel, bulat, lebih renyah dan mengandung banyak air. Daya tahannya bisa hingga 5 hari setelah dipetik pada suhu ruang dan bisa awet hingga 2-3 minggu jika disimpan dipendingin.
Budidaya buah jambu ini pun lebih diminati para petani, karena perawatan yang mudah dan mudah berbuah. Lebih menarik lagi, tanaman ini bisa dijadikan tanaman buah dalam pot (tambulampot) dan sudah bisa dipanen mulai usia 7 bulan sejak ditanam. Namun untuk setiap kebun memiliki teknik yang berbeda, sehingga waktu panennya pun berbeda-beda.
Karena terbilang varietas baru, belum banyak petani yang menanam jambu jenis ini secara besar-besaran. Saat ini bisa dikatakan jumlah pembudidaya jambu mutiara ini masih terbilang sangat terbatas, sedang permintaan pasar sudah cukup besar. Melihat keunggulan yang dimiliki jambu biji mutiara tersebut, merupakan peluang bisnis dibidang pertanian yang cukup menjanjikan untuk Anda jalankan.
Cara Budidaya
Buah yang mengandung vitamin C cukup banyak ini dapat ditanam baik di dataran rendah dan dataran tinggi. Namun tidak cocok ditanam di dekat laut, karena tanaman ini tidak tahan akan serapan air asin. Sebaiknya tanaman ini ditanam pada ketinggian antara 500-1200 mdpl. Namun jika ditanam pada suhu yang cukup dingin bisa menghambat pertumbuhan buah. Adapun suhu idealnya sekitar 23-28 derajat,  tingkat curah hujan 1000-2000 mm/tahun.
Idelanya jarak tanam jambu biji mutiara ini ditanam dengan jarak 2-3 meter antar tanam. Sehingga jika ditanam pada lahan 1 hektar bisa ditanam antara 800-1100 pohon. Sebagian pembudidaya jambu biji mutiara menanam bibit dari hasil cangkok maupun okulasi. Bibit hasil cangkok biasanya berbuah lebih cepat namun tanaman akan lebih cepat mati dan kurang kokoh karena berakar serabut sehingga perlu disanggah menggunakan kayu. Berbeda dengan bibit hasil okulasi, meski membutuhkan waktu lebih lama untuk berbuah, namun umur tanaman bisa lebih panjang dan lebih kokoh karena berakar tunggang.
Sebelum ditanam, lahan diberi pupuk kandang sebanyak 2 ton/hektar. Lalu bibit ditanam dengan jarak 3×3 meter dan pada bulan ke-4 bisa diberikan KCL atau Goldstar maupun probiotik untuk merangsang pembungaan dan pembuahan. Pohon jambu biji mutiara ini bisa tumbuh hingga mencapai ketinggian 6 meter, untuk itu setiap 2-3 bulan lakukan pemangkasan tajuk atas sehingga pohon tumbuh kesamping.
Dalam waktu 7 bulan setelah ditanam, jambu biji mutiara sudah bisa dipanen dengan ukuran jambu 300-800 gram dan ukuran yang paling diminati adalah 500 gram/buah. Di tahun pertama satu pohon bisa berbuah hingga 50 kg/tahun, dan meningkat di tahun kedua hingga 100 kg/pohon/tahun.
buah jambu
Pemasaran
1 kg jambu biji mutiara di jual dengan harga Rp.12 ribu ditingkat petani, dan Rp.15 ribu di toko/swalayan. Permintaan jambu biji mutiara ini sangat tinggi. Dari 1 toko buah saja bisa meminta rata-rata 50 kg buah/hari. Sementara ini pemasaran memang masih terbatas di seputaran pulau jawa saja, yang artinya masih banyak peluang untuk daerah lain.
Kendala
Jambu biji selama ini belum ada yang bersertifikat, karena pemerintah sendiri yang menyulitkan proses sertifikasi. Padahal banyak pelaku usaha pembibitan yang masih skala kecil. Berbeda dengan pemerintah Thailand yang banyak memberi kemudahan pada proses administrasi agribisnis.
Adapun hama yang biasa menyerang antara lain belalang, ulat daun bulu, dan semut. Untuk mengatasinya bisa diberikan insektisida berupa Curacron sebanyak 1 tutup botol (10 ml) yang di encerkan dalam 4 liter air. Untuk belalang biasanya akan kabur ketika proses penyemprotan. Sedangkan penyakit yang menyerang biasanya terjadi pada musim hujan berupa jamur yang menyebabkan karat batang. Ini bisa diatasi dengan penggunaan fungsida berupa Antracol atau Decis. Dalam perkebunan sebaiknya penyemprotan dilakukan sebulan sekali atau ketika terserang disemprot seminggu sekali secara bergantian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar